Apa kabarmu, Via?
Barangkali kamu bertanya untuk apa
aku menanyakan ini. Bukankah kamu bertemu denganku hampir setiap hari, begitu
pikirmu pasti. Tetapi, Via, kali ini aku tidak sedang berbasa-basi. Belakangan
aku merasa resah karena kamu berubah.
Kamu tentu berhak untuk itu — untuk
perubahan. Seperti kota ini yang setiap harinya juga tidak pernah sama. Aku pun
bukan seorang posesif yang akan menuntutmu untuk selalu sama.
Namun, Via, ketika perubahan itu
membuatmu tidak lagi menjadi dirimu, aku sungguh tidak rela.
Ingatkah kamu akan perjumpaan pertama
kita? Ah, pasti kamu sudah lupa.