A. Kenduren
Kenduren/ selametan adalah tradisi yang sudaah turun temurun dari jaman dahulu, yaitu doa bersama yang di hadiri para tetangga dan di pimpin oleh pemuka adat atau yang di tuakan di setiap lingkungan, dan yang di sajikan berupa Tumpeng, lengkap dengan lauk pauknya. Tumpeng dan lauknya nantinya di bagi bagikan kepada yang hadir yang di sebut Carikan ada juga yang menyebut dengan Berkat.
Tujuan dari kenduren itu sendiri adalah meminta selamat buat yang di
doakan, dan keluarganya,kenduren itu sendiri bermacam macam jenisnya, antara
lain :
1) Kenduren wetonan ( wedalan ) Di namakan wetonan karena tujuannya untuk selametan pada hari lahir (
weton, jawa ) seseorang. Dan di lakukan oleh hampir setiap warga, biasanya 1
keluarga 1 weton yang di rayain , yaitu yang paling tua atau di tuakan dalam
keluarga tersebut. Kenduren ini di lakukan secara rutinitas setiap selapan hari
( 1 bulan ). Biasanya menu sajiannya hanya berupa tumpeng dan lauk seperti sayur,
lalapan, tempe goreng, thepleng, dan srundeng. tidak ada ingkung nya ( ayam
panggang ).
2) Kenduren Sabanan ( Munggahan ) Kenduren ini menurut cerita tujuannya untuk menaik kan para leluhur. Di
lakukan pada bulan Sya’ban, dan hampir oleh seluruh masyarakat di Watulawang
dan sekitarnya, khususnya yang adatnya masih sama, seperti desa peniron,
kajoran, dan sekitarnya. Siang hari sebelum di laksanakan upacara ini, biasanya
di lakukan ritual nyekar, atau tilik bahasa watulawangnya, yaitu mendatangi makan
leluhur, untuk mendoakan arwahnya, biasanya yang di bawa adalah kembang, menyan
dan empos ( terbuat dari mancung ). Tradisi bakar kemenyan memang masih di
percaya oleh masyarakat watulawang, sebelum mulai kenduren ini pun, terlebih
dahulu di di jampi jampi in dan di bakar kemenyan di depan pintu. Menu sajian
dalam kenduren sabanan ini sedikit berbeda dengan kenduren Wedalan, yaitu
disini wajib memakai ayam pangang ( ingkung ).
3) Kenduren Likuran Kenduren ini
di laksanakan pada tanggal 21 bulan pasa (ramadan), yang di maksudkan untuk
memperingati Nuzulul Qur’an. dalam kenduren ini biasanya di lakukan dalam
lingkup 1 RT, dan bertempat di ketua adat, atau sesepuh di setiap RT. dalam
kenduren ini, warga yang datang membawa makanan dari rumah masing2, tidak ada
tumpeng, menu sajiannya nasi putih, lodeh ( biasanya lodeh klewek) atau bihun,
rempeyek kacang, daging, dan lalapan.
4) Kenduren Badan ( Lebaran )/ mudunan
Kenduren ini di laksanakan pada hari Raya Idul Fitri, pada tanggal 1 sawal (
aboge ). kenduren ini sama seperti kenduren Likuran,hanya tujuannya yang
berbeda yaitu untuk menurunkan leluhur. TYang membedakan hanya, sebelum
kenduren Badan, biasanya di dahului dengan nyekar ke makam luhur dari masing2
keluarga.
5) Kenduren Ujar/tujuan tertentu
Kenduren ini di lakukan oleh keluarga tertentu yang punya maksud atau tujuan
tertentu, atau ayng punya ujar/ omong. Sebelum kenduren ini biasanya di awali
dengan ritual Nyekar terlebih dahulu. dan menu wajibnya, harus ada ingkung (
ayam panggang ). Kenduren ini biasanya banyak di lakukan pada bulan Suro (
muharram ).
6) Kenduren Muludan Kenduren ini
di lakukan pada tanggal 12 bulan mulud, sama seperti kenduren likuran, di
lakukan di tempat sesepuh, dan membawa makanan dari rumah masing- masing.
biasanya dalam kenduren ini ada ritual mbeleh wedus ( motong kambing ) yang
kemudian di masak sebagai becek dalam bahasa watulawang ( gulai ).
B.
GREBEG (Solo)
Upacara Garebeg diselenggarakan tiga kali dalam satu tahun kalender/penanggalan
Jawa yaitu pada tanggal dua belas bulan Mulud (bulan ketiga), tanggal satu
bulan Sawal (bulan kesepuluh) dan tanggal sepuluh bulan Besar (bulan kedua
belas). Pada hari hari tersebut raja mengeluarkan sedekahnya sebagai perwujudan
rasa syukur kepada Tuhan atas kemakmuran kerajaan. Sedekah ini, yang disebut
dengan Hajad Dalem, berupa pareden/gunungan yang terdiri dari gunungan kakung
dan gunungan estri (lelaki dan perempuan).
Gunungan kakung berbentuk seperti kerucut terpancung dengan ujung sebelah atas agak
membulat. Sebagian besar gunungan ini terdiri dari sayuran kacang panjang yang
berwarna hijau yang dirangkaikan dengan cabai merah, telur itik, dan beberapa
perlengkapan makanan kering lainnya. Di sisi kanan dan kirinya dipasangi rangkaian
bendera Indonesia dalam ukuran kecil.
Gunungan estri berbentuk seperti keranjang bunga yang penuh dengan rangkaian bunga.
Sebagian besar disusun dari makanan kering yang terbuat dari beras maupun beras
ketan yang berbentuk lingkaran dan runcing. Gunungan ini juga dihiasi bendera
Indonesia kecil di sebelah atasnya.
C.
SEKATEN
Sekaten merupakan sebuah upacara kerajaan yang dilaksanakan selama tujuh
hari. Konon asal-usul upacara ini sejak kerajaan Demak. Upacara ini sebenarnya
merupakan sebuah perayaan hari kelahiran Nabi Muhammad. Menurut cerita rakyat
kata Sekaten berasal dari istilah credo dalam agama Islam, Syahadatain. Sekaten
dimulai dengan keluarnya dua perangkat Gamelan Sekati, Kyai Gunturmadu dan Kyai
Guntursari, dari keraton untuk ditempatkan di depan Masjid Agung Surakarta.
Selama enam hari, mulai hari keenam sampai kesebelas bulan Mulud dalam kalender
Jawa, kedua perangkat gamelan tersebut dimainkan/dibunyikan (Jw: ditabuh)
menandai perayaan sekaten. Akhirnya pada hari ketujuh upacara ditutup dengan
keluarnya Gunungan Mulud. Saat ini selain upacara tradisi seperti itu juga
diselenggarakan suatu pasar malam yang dimulai sebulan sebelum penyelenggaraan
upacara sekaten yang sesungguhnya.
1 komentar:
Hubungi : 0822 – 9914 – 4728 (Rizky)
Menikah adalah tujuan dan impian Semua orang, Melalui HIS Graha Elnusa Wedding Package , anda bisa mendapatkan paket lengkap mulai dari fasilitas gedung full ac, full carpet, dan lampu chandeliar yg cantik, catering dengan vendor yang berpengalaman, dekorasi, rias busana, musik entertainment, dan photoghraphy serta videography.
Kenyaman dan kemewahan yang anda dapat adalah tujuan utama kami.
Posting Komentar