Ekonomi
makro Indonesia adalah suatu sistem yang mempelajari tentang perubahan ekonomi
di indonesia yang membawa pengaruh besar terhadap masyarakat, pasar, dan juga
perusahaan. Dengan kata lain ekonomi makro indonesia adalah sistem yang
melakukan analisa mengenai segala bentuk perubahaan kondisi ekonomi indonesia
untuk mencapai hasil analisa terbaik. Bentuk perubahaan ekonomi yang dimaksud
di sini meliputi tentang pertumbuhan ekonomi, tenaga kerja, dan kestabilitasan
harga, serta tercapai atau tidaknya keseimbangan neraca yang dilakukan secara
berkesinambungan.
Namun
perlu diketahui juga bahwa karakter ekonomi indonesia ini termasuk dalam
kategori Small Open Economy yang berarti bahwa kondisi perekonomian indonesia
dipengaruhi tidak hanya karena perekomian di dalam negeri namun juga
dipengaruhi oleh perekonomian yang terjadi di negara-negara maju serta beberapa
negara yang termasuk negara tujuan ekspor. Itu artinya Indonesia punya
tantangan tersendiri untuk berusaha menyeimbangkan pasar keuangan internasional
dengan pasar keuangan nasional.
Di
sini lain ada juga tiga variabel yang ada dalam ekonomi makro Indonesia yang
pada kenyataannya memiliki cakupan lebih luas dalam perekonomian Indonesia.
Tiga
Variabel dalam Ekonomi Makro Indonesia :
1)
Nilai Tukar Rupiah
Nilai tukar rupiah
adalah suatu perbandingan antara nilai mata uang suatu negara dengan negara
lain. Nilai tukar mencerminkan keseimbangan permintaan dan penawaran terhadap
mata uang dalam negeri maupun mata uang asing. Merosotnya nilai tukar rupiah
merefleksikan menurunnya permintaan masyarakat terhadap mata uang rupiah karena
menurunnya peran perekonomian nasional atau karena meningkatnya permintaan mata
uang asing sebagai alat pembayaran internasional. Semkin menguat kurs rupiah
sampai batas tertentu berarti menggambarkan kinerja di pasar uang semakin
menunjukkan perbaikan. Sebagai dampak meningkatnya laju inflasi maka nilai
tukar domestic semakin melemah terhadap mata uang asing. Hal ini mengakibatkan
menurunnya kinerja suatu perusahaan dan investasi di pasar modal menjadi
berkurang.
Nilai tukar rupiah
terhadap mata uang asing pun mempunyai pengaruh negatif terhadap ekonomi dan
pasar modal. Dengan menurunnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing akan
mengakibatkan meningkatnya biaya impor bahan-bahan baku yang akan digunakan
untuk produksi dan juga meningkatkan suku bunga. Walaupun menurunnya nilai
tukar juga dapat mendorong perusahaan untuk melakukan ekspor.
2)
Tingkat Suku Bunga
Tingkat suku bunga
adalah suatu variabel makro yang selalu menunjukkan perubahan dari waktu ke
waktu atau tidak bersifat konstan. Pengetahuan yang baik terhadap tingkat suku
bunga beserta perubahan-perubahannya akan membantu memahami fenomena ekonomi
yang sangat kompleks. Perubahan tingkat suku bunga akan berdampak pada perubahan
jumlah investasi di suatu negara, baik yang berasal dari investor domestik
maupun dari investor asing, khususnya pada jenis invesatsi portfolio yang
umunya berjangka pendek. Perubahan tingkat suku bunga ini akan berpengaruh pada
perubahan jumlah permintaan dan penawaran di pasar uang domestik. Apabila dalam
suatu negara terjadi peningkatan aliran modal masuk (capital inflows) di luar
negeri, hal ini menyebabkan terjadinya perubahan nilai tukar mata uang negara
tersebut terhadap mata uang asing di pasar valuta asing.
3)
Inflasi
Inflasi adalah suatu
proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu)
berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor,
antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di
pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat
adanya ketidaklancaran distribusi barang. Dengan kata lain, inflasi juga
merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah
proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya,
tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi
adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika
proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling mempengaruhi.
Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang
yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga.
Konsumsi
privat, pengeluaran pemerintah, impor dan ekspor, serta investasi adalah dipengaruhi
oleh ketiga variabel tersebut di dalam permintaan agregat. Semakin membaik atau
tidaknya permintaan agregat itu tergantung semakin baik atau tidaknya varibel
di atas. Dan supaya perekonomian indonesia dapat berkembang sesuai keinginan
masyarakat dan pemerintah maka harus mendapat penanganan yang seimbang. Hal ini
dikarenakan selain permintaan agregat ada juga penawaran agregat yang meliputi
pasar tenaga kerja dan teknologi atau yang kita kenal dengan IPTEK. Tetapi
konsumsi privat, pengeluaran pemerintah, impor dan ekspor, serta investasi
mempunyai pengaruh yang berbeda-beda dalam perekonomian Indonesia. Pengaruh
tersebut yaitu:
1)
Pengaruh Konsumsi terhadap Perekonomian Negara
Pengaruh
Konsumsi berarti adanya penggunaan terhadap ekonomi. Konsumsi disini berarti
pembelanjaan yang dilakukan oleh Masyarakat yang dipengaruhi oleh pendapatan.
Semakin besar pendapatan Masyarakat konsumsi yang dilakukan akan semakin besar,
agar perputaran antara konsumsi di imbangi dengan Saving (tabungan) dengan
begitu akan adanya keseimbangan di dalam penggunaan dan penyimpanan yang
mempengaruhi pendapatan.
2)
Pengaruh Investasi terhadap Perekonomian Negara
Pengaruh Investasi berarti adanya
penanaman harta. Entah itu berupa uang, tabungan, surat berharga dll. Investasi
mempengaruhi pertumbuhan perekonomian negara, dimana degan investasi merupakan
salah satu cara negara mendapkan sumber pendapatan. Siapakah yang menanmkan
Invetasi ini terhadap negara ? Investor. Investor merupkan rang yang menanamkan
modalnya terhadap suatu konsep yang dapat meberikan kemajuan dan kesejahteraan
dalam ekonomi.
3)
Pengaruh Pemerintah terhadap Perekonomian Negara
Pengaruh
Pemerintah sebagai pengatur, pengendalian, dan pusat perputaran terhadap
perekonomian negara. Pemerintah yang bersih inilah yang diperlukan bagi warga
negaranya, dengan begitu keselarasan, keseimbangan, kemajuan, dan kesejahteraan
akan mencakup dalam berbagai aspek kehidupan keekonomian. Ini semua karena
adanya faktor Intenal dan eksternal yang harus pemerintah kendalikan, seperti
optimalisasi terhadap anggaran belanja negara, meningkatkan kualitas
pembangunan Infratrukur, pemulihan terhadap ekonomi Global berupa harga minyak
dunia yang semakin tinggi.
4)
Pengaruh Ekspor dan Impor terhadap Perekonomian Negara
Ekspor dan Impor merupakan
faktor penting yang berdampak dalam perkembangan perekonomian. GDP ( Gross
Domestic Product ) inilah sumber pendapatan negara. Kita sebagai Masyarakat
harus mamu menggali segala sesuatu sumber Daya yang ada di negara Indonesia.
Ekspor impor menggambarkan adanya perdagangan yang merupakan konsep dari
ekonomi pembangunan, dengan adanya perdagangan Internasional.
Ekspor
berarti pengiriman barang dagangan keluar negeri melalui pelabuhan negara
Indonesia, baik bersifat komersial maupun non komersia.
Impor
Berarti Pengiriman barang dagangan dari luar negeri ke dalam pelabuhan Negara
Indonesia, baik yang bersifat komersial maupun non komersial. Di pelabuhan
inilah BEA yang bertindak sebagai penetapan suatu persentase dari barang yang
datang. ekspor menandakan adanya potensi bangsa yang dapat dipasarkan terhadap
dunia, dan adanya Impor berarti menandakan Indonesia merupakan negara yang
pantas diperhitungankan dalam Penggunaan suatu kebutuhan.
Dan
mengenai kerangka asumsi makro ekonomi Indonesia yang diakui pemerintah selama
ini selalu mempertimbangkan baik faktor eksternal maupun internal dalam
penetapannya.
Faktor
eksternal yang akan mempengaruhi ekonomi makro Indonesia yaitu :
1) Harga
minyak mentah internasional relatif stabil
2) Perekonomian
global diperkirakan akan tumbuh pada level yang moderat
3) Proses
pemulihan terhadap perekonomian global.
Faktor
internal yang akan mempengaruhi ekonomi makro Indonesia yaitu :
1) Hutang
terhadap PBB yang terus mengalami penurunan.
2) Optimalisasi
terhadap anggaran belanja negara.
3) Meningkatkan
kualitas pembangunan infrastruktur.
4) Fiscal
Sustainability tetap terdukung dengan terkendalinya konsolidasi fiskal.
5) Terkendalinya
penerapan target inflasi.
Jika
dilihat dari sisi makro, nilai tukar mata uang juga merupakan salah satu
variabel penting bagi kondisi ekonomi Indonesia. Sesuai dengan data dari BI
(Bank Indonesia) tahun 2010 dan 2011 rupiah mengalami penguatan nilai tukar
sebesar lebih dari 3,8% meskipun di beberapa hari pada bulan-bulan tertentu
nilai tukar rupiah mengalami pergerakan melemah. Demikian juga yang kita amati
di tahun 2012. Melemahnya nilai rupiah di beberapa waktu tersebut salah satu
penyebabnya dikarenakan kondisi pasar yang tidak menentu sehingga membuat para
pelaku pasar cenderung menunjukkan penurunan aktivitas pada pasar uang sehingga
menyebabkan rupiah melemah.
Sebenarnya,
nilai tukar rupiah masih memiliki kemungkinan untuk lebih menguat lagi dan
lebih stabil lagi karena kondisi makro ekonomi di dalam negeri saat ini lebih
baik jika dibandingkan dengan kondisi ekonomi global. Namun ada penghalang yang
mencegah rupiah untuk terus menguat, yaitu terdapat beberapa investor dari luar
yang masih melepas saham pada pasar ekuiti lokal.
Di
lain pihak kenaikan mata uang di Asia memperlihatkan dukungan juga terhadap
pergerakan mata uang di dalam negeri. Dan pemerintah juga terus berusaha untuk
mencegah anjloknya nilai rupiah agar stabilitas kondisi ekonomi Indonesia tidak
terganggu. Selain itu juga pemerintah bertujuan untuk menekan tingkat inflasi.
Terjadinya
inflasi disebabkan karena meningkatnya harga barang secara umum dalam waktu
yang berlangsung terus-menerus. Hal ini juga disebabkan beberapa faktor yang
berkaitan dengan mekanisme pasar, yaitu :
1) Meningkatnya
daya konsumsi masyarakat.
2) Terhambatnya
pendistribusian barang.
3) Spekulasi
yang memicu konsumi karena berlebihnya likuiditas di pasar.
Selain
beberapa penjelasan di atas mengenai ekonomi makro Indonesia, sebenarnya ada
satu masalah lagi yang juga menjadi masalah utama ekonomi di Indonesia, yaitu
jumlah penduduk miskin yang masih cukup besar. Menurut data terakhir dari Badan
Statistik Nasional bulan Maret tahun 2012 saja angka kemiskinan Indonesia masih
mencapai angka 11,96% atau sekitar 29,13 juta jiwa. Meskipun sudah mengalami
peningkatan dari tahun 2011 yang mencapai angka 12,49% atau sekitar 30 juta
orang. Yah, mungkin ini masih menjadi tugas pemerintah lagi untuk menekan angka
kemiskinan di Indonesia yang juga memiliki pengaruh besar terhadap kondisi
ekonomi di Indonesia. Tentunya hal ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan
kita semua.
Referensi:
http://obrolanekonomi.blogspot.com/2012/12/ekonomi-makro-indonesia-dalam-perekonomian-indonesia.html.http://imamsetiyantoro.wordpress.com/2012/02/03/nilai-tukar-rupiah/.
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/07/tingkat-suku-bunga-interest-rate.html.
http://www.bimbie.com/tingkat-suku-bunga.htm.
http://caturagusriyanto.blogspot.com/.
0 komentar:
Posting Komentar