You Are Reading

0

Andai Saya Menjadi Menteri Perekonomian

Adi Kamis, 18 April 2013
Pertama kali yang terpikirkan bila saya mendengar kalimat “andai saya menjadi menteri perekonomian” adalah:

1)     Mungkin saya menjadi orang yang sering di demo karna harga barang kebutuhan pokok setiap hari semakin melonjak tajam.
2)     Saya menjadi salah satu orang penentu perkembangannya perekonomian di Indonesia. Dan bila amanah ini saya tidak jalankan dengan benar mungkin saja perkembangan perekonomian di Indonesia semakin hari akan semakin sulit lagi dan semakin banyak rakyat miskin yang terjerat.
3)        Mungkin saya tidak akan bertahan lama memegang jabatan tersebut.

Seperti yang kita ketahui berbagai masalah ekonomi yang dihadapi oleh pemerintah Indonesia sudah ada sejak dahulu, namun jenis dan karakternya selalu berubah. Permasalahan tersebut mencapai puncaknya pada saat terjadi Krisis Ekonomi yang diikuti oleh krisis-krisis lain. Berbagai permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah antara lain :

1)        Tingginya Jumlah Pengangguran.
Dari tahun ke tahun, masalah jumlah pengangguran di Indonesia kian bertambah. Belum ada solusi yang jitu untuk mengatasi tingginya angka pengangguran sampai saat ini. Pengadaan lapangan kerja saja dirasa tidak cukup untuk menekan angka pengangguran di negara kita.

2)        Tingginya Biaya Produksi
Sudah menjadi rahasia umum di dunia industri di negara kita ini bahwa selain biaya produksi cukup tinggi belum lagi ditambah dengan biaya-biaya yang seharusnya tidak perlu dikeluarkan. Namun karena faktor keamanan di negara kita masih sangat minim dan ketidakmampuan pemerintah untuk mendukung dan melindungi sektor industri, akibatnya terdapat banyak pungutan-pungutan liar yang bahkan akhir-akhir ini dilakukan dengan terang-terangan.
Hal ini yang juga akhirnya menjadikan biaya produksi semakin meningkat. Parahnya lagi, belum ada solusi pasti untuk masalah  ini. Bahkan beberapa industri yang dinilai cukup bagus akhirnya bangkrut dan lebih memilih untuk beralih menjadi importir yang hanya cukup menyediakan gudang dan beberapa pekerja saja dibanding dengan mendirikan sebuah industri baru. Ini harus menjadi perhatian khusus pemerintah untuk mengatasi masalah ini dan masalah ekonomi di indonesia lainnya.

3)        Keputusan Pemerintah Yang Kurang Tepat
Kita semua tahu bahwa beberapa tahun belakangan ini sangat marak sekali peredaran barang-barang dari China di negara kita, bukan? Nah, penyebabnya adalah keputusan pemerintah dalam hal regulasi ekonomi yang dirasa kurang tepat jika dilihat dari kondisi perekomomian Indonesia.
Di saat itu pemerintah memutuskan untuk bergabung dalam ASEAN–China Free Trade Area (ACFTA). Akhirnya terjadilah seperti yang kita rasakan sekarang ini. Produk lokal nyaris kalah dengan produk yang berasal dari China.

4)        Bahan Kebutuhan Pokok Masih Langka
Langkanya bahan kebutuhan pokok adalah salah satu masalah serius yang menimpa kondisi ekonomi indonesia. Masalah ini akan sangat terasa sekali di saat menjelang perayaan hari-hari besar seperti hari raya idul fitri, natal, dan hari-hari besar lainnya.
Meskipun pemerintah terkadang melakukan razia pasar untuk terjun langsung melihat penyebab langkanya bahan kebutuhan pokok, namun tindakan ini dirasa masih jauh dari menyelesaikan masalah langkanya kebutuhan pokok itu sendiri.

5)        Suku Bunga Perbankan Terlalu Tinggi
Perlu anda ketahui bahwa salah satu indikator untuk menentukan baik atau tidaknya kondisi perekonomian di suatu negara adalah suku bunga. Semakin tinggi atau semakin rendahnya suku bunga perbankan di suatu negara, maka akan berpengaruh besar terhadap kondisi ekonomi di negara tersebut. Nah, untuk suku bunga perbankan di Indonesia masih dinilai terlalu tinggi sehingga masih perlu perhatian lebih dari pemerintah untuk mengatasi masalah ini.

6)        Nilai Inflasi Semakin Tinggi
Selain suku bunga perbankan, satu hal lagi yang juga mempengaruhi kondisi ekonomi di suatu negara adalah nilai inflasi. Di Indonesia, nilai inflasi dinilai nyaris cukup sensitif. Bahkan hanya gara-gara harga sembako dipasaran tinggi, maka nilai inflasi juga terpengaruh. Akibat dari tingginya nilai inflasi di negara kita ini, maka akan bermunculan masalah-masalah ekonomi Indonesia yang lain.

Nah, dari permasalahan ekonomi diatas, apabila saya menjadi menteri perekonomian hal yang saya akan lakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah:

1)        Tingginya Jumlah Pengangguran.
Dalam mengatasi tingginya jumlah pengangguran hal yang saya akan lakukan adalah:
a.    Memperluas kesempatan pekerjaan melalui perkembangan industri padat karya.
b.    Menurunkan angkatan kerja melalui program keluarga berencana, program wajib belajar, dan adanya pembatasan usia kerja minimum.
c.    Mengadakan latihan kerja untuk memenuhi kebutuhan keterampilan sesuai tuntutan industri modern. Seperti: mengadakan kursus atau membuat balai latihan kerja sampai ke desa-desa.

2)        Tingginya Biaya Produksi
Untuk mengatasi tingginya biaya produksi perlu mempertimbangkan mengenai rencana produksi, harga bahan yang dibeli, berapa banyak waste yang terbuang, merencanakan berapa tenaga kerja yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan produksi. Selain itu perlu dianalisis tren dari pengeluaran yang terjadi. Setelah memahami trennya, maka pemangkasan biaya dapat dilakukan.
Biaya yang dapat dikurangi dapat dipangkas untuk meningkatkan efisensi. Perbaikan line produksi dapat mengurangi kebutuhan tenaga kerja produksi. Selain itu pemilihan bahan baku yang telah dianalisis sebelumnya untuk mengurangi waste yang terjadi pada perusahaan, dapat membantu mengurangi biaya produksi dan meningkatkan efisiensi kerja. Atau bisa pula mempertimbangkan menggunakan mesin produksi yang baru dan mengganti mesin yang lama.

3)        Keputusan Pemerintah Yang Kurang Tepat
Dalam kondisi seperti ini, sebenarnya tidak hanya Indonesia saja yang “kecolongan”  impor barang dari China. Selain karna harganya yang murah kualitas barangnya pun bisa dikatakan hampir sama seperti merk aslinya. Untuk itu sebenarnya pemerintah tidak 100% dapat disalahkan dalam hal ini. Karna mungkin saja gaya hidup dari masyarakat yang sudah berubah. Masyarakat lebih bangga menggunakan barang-barang dari luar negeri (impor). Untuk itu dari sekarang kita harus mulai mencintai produk-produk buatan Indonesia, karna walaupun ada kebijakan dari pemerintah dalam kebebasan impor barang dari luar negeri tetapi kalau kita sudah cinta terhadap produk indonesia maka hal tersebut tidak akan berpengaruh terhadap pemilihan produk-produk yang akan kita gunakan. Hal tersebut tentunya harus dibarengi dengan peningkatan kualitas produk yang ada. Tetapi sebaiknya pemerintah harus membatasi impor barang dari luar karna secara tidak langsung hal tersebut dapat mematikan produk-produk dalam negeri secara perlahan-lahan. Walaupun kita sudah merdeka secara hukum tetapi kita masih terjajah secar moral. 

4)        Bahan Kebutuhan Pokok Masih Langka
Seperti yang kita ketahui akhir-akhir ini harga bahan kebutuhan pokok seperti bawang putih, bawang merah, dan cabe melambung tinggi. Melambungnya harga ini disebabkan karna pada saat ini terjadi kelangkaan pada barang-barang tersebut. Tetapi pertanyaannya, kenapa bisa sampai terjadi kelangkaan? Padahal seperti yang kita ketahui hasil dari perkebunan kita pun sangat banyak. Ya, meskipun semakin hari jumlah permintaan semakin banyak dan terkadang susah terpenuhi. Tetapi hal ini tidak akan sampai mengakibatkan terjadinya kelangkaan. Tapi kenyataannya kenapa barang- barang tersebut sampai terjadi kelangkaan di pasar? Hal ini mungkin disebabkan oleh faktor-faktor non teknis, seperti melakukan penimbunan barang yang sengaja dilakukan untuk mendapatkan keuntungan yang besar saat barang tersebut sudah sedikit beredar. Nah, oleh karna itu dalam masalah ini saya akan melakukan hal yang selektif dalam distribusi barang sampai ke pasar dan menambah lahan untuk perkebunan kebutuhan pokok kita. Dan pastinya meningkatkan kualitas hasil dari produk kita dengan penggunaan pupuk urea yang unggul, pengairan yang bagus, dan SDM yang berkualitas.

5)        Suku Bunga Perbankan Terlalu Tinggi
Untuk mengatasi hal ini saya akan bekerjasama dengan BI sebagai bank sentral Indonesia. BI akan mengeluarkan surat edaran  (SE) untuk menurunkan Net Interest Margin (NIM) kepada bank-bank umum. Dan akan memberikan insentif untuk bank-bank yang mau menurunkan NIM. Sehingga diharapkan suku bunga bank akan turun secara perlahan-lahan natinya

6)        Nilai Inflasi Semakin Tinggi
Nilai inflasi yang tinggi disebabkan banyak faktor. Nah untuk mengatasinya salah cara yang saya akan lakukan adalah dengan cara:
a.    Menyesuaikan upah/gajih yang diterima
Dalam hal ini pemerintah jangan sering menaikkan gajih PNS, gajih harus disesuikan dengan perkerjaan yang dilakukan. Seperti anggota DPR, menurut saya gajih mereka itu terlalu besar. Berbanding terbalik dengan kinerja yang mereka lakukan. Karena kenaikan yang relatif sering dilakukan akan dapat meningkatkan daya beli / menambah keinginan dan pada akhirnya akan meningkatkan permintaan terhadap barang-barang (Surplus) secara keseluruhan dan pada akhirnya akan menimbulkan inflasi.
b.    Melakukan distribusi barang secara langsung
Dimaksudkan agar harga tidak terjadi kenaikan, hal ini seperti yang dilakukan pemerintah dalam menetapkan harga tertinggi (harga eceran tertinggi/HET). Pengendalian harga yang baik tidak akan berhasil tanpa ada pengawasan. Pengawasan yang tidak baik biasanya akan menimbulkan pasar gelap. Untuk menghindari pasar gelap maka distribusi barang harus dapat dilakukan dengan lancar, seperti yang dilakukan pemerintah melalui Bulog atau operasi pasar yang dilakukan pemerintah sesuai waktu yang ditetapkan.

Itulah kebijakan-kebijakan yang akan saya buat bila saya menjadi menteri perekonomian nantinya. Dan saya berharap juga untuk kemajuan perekonomian Indonesia baik sekarang maupun dimasa yang akan mendatang.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright 2010 Dreamer