Pertama
kali yang terpikirkan bila saya mendengar kalimat “andai saya menjadi menteri
perekonomian” adalah:
1) Mungkin saya menjadi orang yang sering
di demo karna harga barang kebutuhan pokok setiap hari semakin melonjak tajam.
2) Saya menjadi salah satu orang penentu
perkembangannya perekonomian di Indonesia. Dan bila amanah ini saya tidak
jalankan dengan benar mungkin saja perkembangan perekonomian di Indonesia
semakin hari akan semakin sulit lagi dan semakin banyak rakyat miskin yang
terjerat.
3)
Mungkin saya tidak akan bertahan lama
memegang jabatan tersebut.
Seperti yang kita ketahui berbagai masalah ekonomi
yang dihadapi oleh pemerintah Indonesia sudah ada sejak dahulu, namun jenis dan
karakternya selalu berubah. Permasalahan tersebut mencapai puncaknya pada saat
terjadi Krisis Ekonomi yang diikuti oleh krisis-krisis lain. Berbagai
permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah antara lain :
1)
Tingginya Jumlah Pengangguran.
Dari tahun ke tahun, masalah jumlah pengangguran di
Indonesia kian bertambah. Belum ada solusi yang jitu untuk mengatasi tingginya
angka pengangguran sampai saat ini. Pengadaan lapangan kerja saja dirasa tidak
cukup untuk menekan angka pengangguran di negara kita.
2)
Tingginya Biaya Produksi
Sudah menjadi rahasia umum di dunia industri di
negara kita ini bahwa selain biaya produksi cukup tinggi belum lagi ditambah
dengan biaya-biaya yang seharusnya tidak perlu dikeluarkan. Namun karena faktor
keamanan di negara kita masih sangat minim dan ketidakmampuan pemerintah untuk
mendukung dan melindungi sektor industri, akibatnya terdapat banyak
pungutan-pungutan liar yang bahkan akhir-akhir ini dilakukan dengan
terang-terangan.
Hal ini yang juga akhirnya menjadikan biaya produksi
semakin meningkat. Parahnya lagi, belum ada solusi pasti untuk masalah ini. Bahkan beberapa industri yang dinilai
cukup bagus akhirnya bangkrut dan lebih memilih untuk beralih menjadi importir
yang hanya cukup menyediakan gudang dan beberapa pekerja saja dibanding dengan
mendirikan sebuah industri baru. Ini harus menjadi perhatian khusus pemerintah
untuk mengatasi masalah ini dan masalah ekonomi di indonesia lainnya.
3)
Keputusan Pemerintah Yang Kurang Tepat
Kita semua tahu bahwa beberapa tahun belakangan ini
sangat marak sekali peredaran barang-barang dari China di negara kita, bukan?
Nah, penyebabnya adalah keputusan pemerintah dalam hal regulasi ekonomi yang
dirasa kurang tepat jika dilihat dari kondisi perekomomian Indonesia.
Di saat itu pemerintah memutuskan untuk bergabung
dalam ASEAN–China Free Trade Area (ACFTA). Akhirnya terjadilah seperti yang
kita rasakan sekarang ini. Produk lokal nyaris kalah dengan produk yang berasal
dari China.
4)
Bahan Kebutuhan Pokok Masih Langka
Langkanya bahan kebutuhan pokok adalah salah satu
masalah serius yang menimpa kondisi ekonomi indonesia. Masalah ini akan sangat
terasa sekali di saat menjelang perayaan hari-hari besar seperti hari raya idul
fitri, natal, dan hari-hari besar lainnya.
Meskipun pemerintah terkadang melakukan razia pasar
untuk terjun langsung melihat penyebab langkanya bahan kebutuhan pokok, namun
tindakan ini dirasa masih jauh dari menyelesaikan masalah langkanya kebutuhan
pokok itu sendiri.
5)
Suku Bunga Perbankan Terlalu Tinggi
Perlu anda ketahui bahwa salah satu indikator untuk
menentukan baik atau tidaknya kondisi perekonomian di suatu negara adalah suku
bunga. Semakin tinggi atau semakin rendahnya suku bunga perbankan di suatu
negara, maka akan berpengaruh besar terhadap kondisi ekonomi di negara
tersebut. Nah, untuk suku bunga perbankan di Indonesia masih dinilai terlalu
tinggi sehingga masih perlu perhatian lebih dari pemerintah untuk mengatasi
masalah ini.
6)
Nilai Inflasi Semakin Tinggi
Selain suku bunga perbankan, satu hal lagi yang juga
mempengaruhi kondisi ekonomi di suatu negara adalah nilai inflasi. Di
Indonesia, nilai inflasi dinilai nyaris cukup sensitif. Bahkan hanya gara-gara
harga sembako dipasaran tinggi, maka nilai inflasi juga terpengaruh. Akibat
dari tingginya nilai inflasi di negara kita ini, maka akan bermunculan masalah-masalah
ekonomi Indonesia yang lain.
Nah, dari permasalahan ekonomi diatas, apabila saya
menjadi menteri perekonomian hal yang saya akan lakukan untuk mengatasi
permasalahan tersebut adalah:
1)
Tingginya Jumlah Pengangguran.
Dalam mengatasi tingginya jumlah pengangguran hal
yang saya akan lakukan adalah:
a. Memperluas
kesempatan pekerjaan melalui perkembangan industri padat karya.
b. Menurunkan
angkatan kerja melalui program keluarga berencana, program wajib belajar, dan
adanya pembatasan usia kerja minimum.
c. Mengadakan
latihan kerja untuk memenuhi kebutuhan keterampilan sesuai tuntutan industri
modern. Seperti: mengadakan kursus atau membuat balai latihan kerja sampai ke
desa-desa.
2)
Tingginya Biaya Produksi
Untuk mengatasi tingginya biaya produksi perlu
mempertimbangkan mengenai rencana produksi, harga bahan yang dibeli, berapa
banyak waste yang terbuang, merencanakan berapa tenaga kerja yang dibutuhkan
untuk melakukan kegiatan produksi. Selain itu perlu dianalisis tren dari
pengeluaran yang terjadi. Setelah memahami trennya, maka pemangkasan biaya
dapat dilakukan.
Biaya yang dapat dikurangi dapat dipangkas untuk
meningkatkan efisensi. Perbaikan line produksi dapat mengurangi kebutuhan
tenaga kerja produksi. Selain itu pemilihan bahan baku yang telah dianalisis sebelumnya
untuk mengurangi waste yang terjadi pada perusahaan, dapat membantu mengurangi
biaya produksi dan meningkatkan efisiensi kerja. Atau bisa pula
mempertimbangkan menggunakan mesin produksi yang baru dan mengganti mesin yang
lama.
3)
Keputusan Pemerintah Yang Kurang Tepat
Dalam kondisi seperti ini, sebenarnya tidak hanya
Indonesia saja yang “kecolongan” impor
barang dari China. Selain karna harganya yang murah kualitas barangnya pun bisa
dikatakan hampir sama seperti merk aslinya. Untuk itu sebenarnya pemerintah
tidak 100% dapat disalahkan dalam hal ini. Karna mungkin saja gaya hidup dari
masyarakat yang sudah berubah. Masyarakat lebih bangga menggunakan
barang-barang dari luar negeri (impor). Untuk itu dari sekarang kita harus
mulai mencintai produk-produk buatan Indonesia, karna walaupun ada kebijakan
dari pemerintah dalam kebebasan impor barang dari luar negeri tetapi kalau kita
sudah cinta terhadap produk indonesia maka hal tersebut tidak akan berpengaruh
terhadap pemilihan produk-produk yang akan kita gunakan. Hal tersebut tentunya
harus dibarengi dengan peningkatan kualitas produk yang ada. Tetapi sebaiknya
pemerintah harus membatasi impor barang dari luar karna secara tidak langsung
hal tersebut dapat mematikan produk-produk dalam negeri secara perlahan-lahan.
Walaupun kita sudah merdeka secara hukum tetapi kita masih terjajah secar
moral.
4)
Bahan Kebutuhan Pokok Masih Langka
Seperti yang kita ketahui akhir-akhir ini harga
bahan kebutuhan pokok seperti bawang putih, bawang merah, dan cabe melambung
tinggi. Melambungnya harga ini disebabkan karna pada saat ini terjadi
kelangkaan pada barang-barang tersebut. Tetapi pertanyaannya, kenapa bisa
sampai terjadi kelangkaan? Padahal seperti yang kita ketahui hasil dari perkebunan
kita pun sangat banyak. Ya, meskipun semakin hari jumlah permintaan semakin
banyak dan terkadang susah terpenuhi. Tetapi hal ini tidak akan sampai
mengakibatkan terjadinya kelangkaan. Tapi kenyataannya kenapa barang- barang
tersebut sampai terjadi kelangkaan di pasar? Hal ini mungkin disebabkan oleh
faktor-faktor non teknis, seperti melakukan penimbunan barang yang sengaja
dilakukan untuk mendapatkan keuntungan yang besar saat barang tersebut sudah
sedikit beredar. Nah, oleh karna itu dalam masalah ini saya akan melakukan hal
yang selektif dalam distribusi barang sampai ke pasar dan menambah lahan untuk
perkebunan kebutuhan pokok kita. Dan pastinya meningkatkan kualitas hasil dari
produk kita dengan penggunaan pupuk urea yang unggul, pengairan yang bagus, dan
SDM yang berkualitas.
5)
Suku Bunga Perbankan Terlalu Tinggi
Untuk mengatasi hal ini saya akan bekerjasama dengan
BI sebagai bank sentral Indonesia. BI akan mengeluarkan surat edaran (SE) untuk menurunkan Net Interest Margin
(NIM) kepada bank-bank umum. Dan akan memberikan insentif untuk bank-bank yang mau
menurunkan NIM. Sehingga diharapkan suku bunga bank akan turun secara
perlahan-lahan natinya
6)
Nilai Inflasi Semakin Tinggi
Nilai inflasi yang tinggi disebabkan banyak faktor.
Nah untuk mengatasinya salah cara yang saya akan lakukan adalah dengan cara:
a. Menyesuaikan
upah/gajih yang diterima
Dalam hal ini pemerintah jangan sering menaikkan
gajih PNS, gajih harus disesuikan dengan perkerjaan yang dilakukan. Seperti
anggota DPR, menurut saya gajih mereka itu terlalu besar. Berbanding terbalik
dengan kinerja yang mereka lakukan. Karena kenaikan yang relatif sering
dilakukan akan dapat meningkatkan daya beli / menambah keinginan dan pada
akhirnya akan meningkatkan permintaan terhadap barang-barang (Surplus) secara
keseluruhan dan pada akhirnya akan menimbulkan inflasi.
b. Melakukan
distribusi barang secara langsung
Dimaksudkan agar harga tidak terjadi kenaikan, hal
ini seperti yang dilakukan pemerintah dalam menetapkan harga tertinggi (harga
eceran tertinggi/HET). Pengendalian harga yang baik tidak akan berhasil tanpa
ada pengawasan. Pengawasan yang tidak baik biasanya akan menimbulkan pasar
gelap. Untuk menghindari pasar gelap maka distribusi barang harus dapat dilakukan
dengan lancar, seperti yang dilakukan pemerintah melalui Bulog atau operasi
pasar yang dilakukan pemerintah sesuai waktu yang ditetapkan.
Itulah kebijakan-kebijakan yang
akan saya buat bila saya menjadi menteri perekonomian nantinya. Dan saya
berharap juga untuk kemajuan perekonomian Indonesia baik sekarang maupun dimasa
yang akan mendatang.
0 komentar:
Posting Komentar