Asal
Mula Kawah Putih sebenarnya tercipta dari letusan Gunung Patuha sekitar abad 10
dan 12 Sebelum Masehi. Gunung patuha memiliki ketinggian 2386 meter dari
permukaan laut. Gunung ini diyakini penduduk setempat sebagai sesuatu yang
mengandung mitologi dan angker karena banyak burung mati seketika, ketika
melewati kawah ini.
Konon
katanya kawasan ini merupakan tempat berkumpulnya roh halus para Prajurit Prabu
Siliwangi yang Amoksa. Selain udara yang dingin, bahkan di sore hari bisa
mencapai 0 derajat, suasana sunyi dan hening sangat terasa ketika memasuki
Kawah Putih ini. Ditambah dengan lebatnya hutan di kanan dan kiri jalan menuju
puncak kawah, semakin menambah kesan angker tempat ini.
Tetapi
Mitologi ini terbantah pada tahun 1873, ketika seorang ilmuwan Belanda Jerman,
Dr. Franz Wilhelm Junghun, menerobos gunung tersebut untuk melakukan
penelitian. Dari hasil penelitian tersebut dia menemukan bahwa keangkeran
tersebut tidak lain disebabkan oleh adanya semburan lava belerang yang berbau
sangat menyengat.
Cerita
dan misteri tentang Kawah Putih terus berkembang dari satu generasi masyarakat
ke generasi masyarakat berikutnya. Hingga kini mereka masih percaya bahwa Kawah
Putih merupakan tempat berkumpulnya roh para leluhur. Bahkan menurut kuncen
Abah Karna yang sekarang berumur ± 105 tahun dan bertempat tinggal di Kampung
Pasir Hoe, Desa Sugih Mukti; di Kawah putih terdapat makam para leluhur,
diantaranya : Eyang Jaga Satru, Eyang Rangsa Sadana, Eyang Camat, Eyang Ngabai,
Eyang Barabak, Eyang Baskom dan Eyang Jambrong. Salah satu puncak Gunung
Patuha, Puncak Kapuk, dipercaya sebagai tempat rapat para leluhur yang dipimpin
oleh Eyang Jaga Satru. Di tempat ini masyarakat sesekali melihat (secara gaib)
sekumpulan domba berbulu putih (domba lukutan) yang dipercaya sebagai
penjelmaan dari para leluhur.
Permukaan
kawah umumnya berbatu dan berpasir warna putih, sehingga kawah ini kemudian
dikenal sebagai kawah putih. Beberapa peneliti mengatakan bahwa gunung patuha
masih aktif, sehingga ditemukan beberapa pancaran kawah yang masih bergejolak.
Didekat tempat ini pula ditemukan sebuah goa sedalam 5 meter yang pernah
dipakai sebagai tambang belerang.
Pada
tahun 1987, PT Perhutani mengembangkan kawasan kawah putih ini menjadi sebuah
objek wisata di Jawa Barat. Franz Wilhem Junghuhn kini sudah lama tiada, namun
penemunya yang dikenal dengan nama Kawah Putih masih tetap anggun mempesona
sampai saat ini
0 komentar:
Posting Komentar