You Are Reading

0

Kawah Putih “Surga Yang Tercecer”

Adi Selasa, 23 April 2013



Asal Mula Kawah Putih sebenarnya tercipta dari letusan Gunung Patuha sekitar abad 10 dan 12 Sebelum Masehi. Gunung patuha memiliki ketinggian 2386 meter dari permukaan laut. Gunung ini diyakini penduduk setempat sebagai sesuatu yang mengandung mitologi dan angker karena banyak burung mati seketika, ketika melewati kawah ini.

Konon katanya kawasan ini merupakan tempat berkumpulnya roh halus para Prajurit Prabu Siliwangi yang Amoksa. Selain udara yang dingin, bahkan di sore hari bisa mencapai 0 derajat, suasana sunyi dan hening sangat terasa ketika memasuki Kawah Putih ini. Ditambah dengan lebatnya hutan di kanan dan kiri jalan menuju puncak kawah, semakin menambah kesan angker tempat ini.

Tetapi Mitologi ini terbantah pada tahun 1873, ketika seorang ilmuwan Belanda Jerman, Dr. Franz Wilhelm Junghun, menerobos gunung tersebut untuk melakukan penelitian. Dari hasil penelitian tersebut dia menemukan bahwa keangkeran tersebut tidak lain disebabkan oleh adanya semburan lava belerang yang berbau sangat menyengat.

Cerita dan misteri tentang Kawah Putih terus berkembang dari satu generasi masyarakat ke generasi masyarakat berikutnya. Hingga kini mereka masih percaya bahwa Kawah Putih merupakan tempat berkumpulnya roh para leluhur. Bahkan menurut kuncen Abah Karna yang sekarang berumur ± 105 tahun dan bertempat tinggal di Kampung Pasir Hoe, Desa Sugih Mukti; di Kawah putih terdapat makam para leluhur, diantaranya : Eyang Jaga Satru, Eyang Rangsa Sadana, Eyang Camat, Eyang Ngabai, Eyang Barabak, Eyang Baskom dan Eyang Jambrong. Salah satu puncak Gunung Patuha, Puncak Kapuk, dipercaya sebagai tempat rapat para leluhur yang dipimpin oleh Eyang Jaga Satru. Di tempat ini masyarakat sesekali melihat (secara gaib) sekumpulan domba berbulu putih (domba lukutan) yang dipercaya sebagai penjelmaan dari para leluhur.

Permukaan kawah umumnya berbatu dan berpasir warna putih, sehingga kawah ini kemudian dikenal sebagai kawah putih. Beberapa peneliti mengatakan bahwa gunung patuha masih aktif, sehingga ditemukan beberapa pancaran kawah yang masih bergejolak. Didekat tempat ini pula ditemukan sebuah goa sedalam 5 meter yang pernah dipakai sebagai tambang belerang.

Pada tahun 1987, PT Perhutani mengembangkan kawasan kawah putih ini menjadi sebuah objek wisata di Jawa Barat. Franz Wilhem Junghuhn kini sudah lama tiada, namun penemunya yang dikenal dengan nama Kawah Putih masih tetap anggun mempesona sampai saat ini

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright 2010 Dreamer