Ini
bukan cerita tentang kebahagian, bukan juga cerita tentang kesedihan, tapi ini
cerita tentang sebuah kehidupan.
Cerita
ini dimulai saat awan menangis di pagi hari, membuat aku terbangun dari mimpi
yang tak aku pahami,
Aku
termenung sejenak dan mendengarkan suara tangisan dari awan yang jatuh kebumi
dengan sendunya, aku berpikir untuk melakukan sesuatu yang tak aku mengerti,
berpikir tentang kehidupan yang aku jalani ini.
Aku
tak bisa menjadi seperti matahari yang menyinari semua sudut bumi, aku tak bisa
menjadi seperti laut yang dalam yang banyak menyimpan kehidupan, dan aku pun
tak bisa menjadi seperti angin yang datang membawa kesejukan.
Hingga
tangisan awan pun berhenti dan mentari mulai menampakan wajahnya, aku pun masih
termenung dalam kebingungan,
Semakin
aku pikirkan semakin aku larut didalamnya, tetapi ketika aku tidak
memikirkannya aku pun terhempas dari jalan kehidupan.
Didalam
kebingungan, aku tetap melakukan kegiatan ku yang katanya dapat membantu meraih
semua angan-angan ku, angan-angan yang sebenarnya juga aku belum tahu kemana arah
tujuannya.
Ya,
kehidupan di dunia ini memang ibarat seperti labirin besar, kita sudah masuk
dalam labirin ini saat kita dilahirkan, kita akan keluar kalau kita percaya dan
mengerti tentang arti kehidupan ini, dan kita bisa semakin tersesat saat kita
melupakan semua hal tersebut.
Dan
kini aku baru sadari tentang kehidupan yang aku jalani,
Ya,
memang aku tak bisa menjadi seperti mentari yang dapat menyinari semua sudut
bumi ini, aku pun tak bisa menjadi seperti laut yang dalam yang banyak
menyimpan kehidupan, atau menjadi seperti angin yang datang membawa kesejukan
Tapi
kini aku bisa menjadi diri ku yang dapat merasakan hangatnya mentari, indahnya
lautan, dan sejuknya angin yang berhembus.
Dan
ketika aku terbangun lagi dari tidur ku, aku sudah menjadi diri ku yang sebenarnya.
By: adimo22
0 komentar:
Posting Komentar