Siapa saya? Pertama kali melihat dan
membaca pertanyaan ini saya berpikir bahwa seharusnya pertanyaan ini ditunjukan
kepada orang lain, karna orang lainlah yang bisa melihat diri kita. Jadi, hanya
orang lainlah yang bisa menjawab pertanyaan ini. Tetapi apabila kita melihat
ulang kembali pertanyaan ini, bahwa sebenarnya pertanyaan ini ditunjukan kepada
diri kita sendiri. Ya, pertanyaan ini seharusnya hanya kita yang bisa
menjawabnya. Karna saya yakin orang lain diluar sana tidak akan ada yang
mengenali diri kita secara utuh sekalipun mereka itu teman dekat kita. Dan
disini saya berpikir kembali bahwa pertanyaan ini walaupun terlihat simple
tetapi tak sesimple yang saya bayangkan untuk dapat menjawabnya.
Ya, saya baru sadar ternyata
sebenarnya saya pun juga tidak mengenali diri saya sendiri. Ketika saya sibuk
untuk menceritakan orang lain kenapa saya tidak sibuk untuk memikirkan diri
saya sendiri? Disaat saya membanggakan kesuksesan orang lain, kenapa saya tidak
melihat apa yang sudah saya perbuat? Dan disaat saya gagal barulah saya melihat
diri saya sendiri. Jadi, saya baru akan melihat diri saya sendiri ketika saya
jatuh atau gagal, mungkin itulah penyebab kenapa saya belum benar-benar
mengenali diri saya sendiri.